Kau benar," ujar Nana sambil menyandarkan kepala di dada suaminya. "Jodoh tetaplah jodoh. Karena tulang rusuk tak akan pernah tertukar," lanjutnya mengulang kalimat dalam surat itu sambil menatap Aziz yang tersenyum manis padanya. Lelaki itu mengecup keningnya. Sedangkan anak mereka sudah tertidur sejak tadi. Priaberusia 34 tahun itu bahkan dikabarkan sudah mendapatkan restu dari anak Desy Ratnasari, jika mau mendekati pelantun Tenda Biru tersebut. Namun, Nassar menanggapinya dengan santai. Ia tak mau mendahului takdir Allah, karena jodoh pun milik sang pencipta yang tak bisa ia hindari. "Seperti Dansatu hal lagi yang harus kamu pahami. Jodoh tak akan pernah tertukar dengan orang lain,orang yang baik akan berjodoh dengan orang yang yang baik begitu pula sebaliknya. Kamu tidak perlu juga mencari yang sempurna untuk mendampingimu, tetapi carilah dia yang mampu menyempurnakan kekurangan yang kamu miliki. JodohmuTakkan Pernah Tertukar, Sebab yang Telah Allah Takdirkan Untukmu Takkan Allah Berikan ke yang Lain. Sebagian orang ada yang sudah tenang karena telah bertemu dengan seseorang yang selama ini sudah iaikhtiarkan dalam pinta, ada juga yang masih merana meihat keadaan yang tidak berujung pertemuan pasti. pengalamanyang tak pernah terbayangkan akan terjadi,,, semua orang mempunyai masalah dan garis tangannya masing-masing. jika takdir sudah berkehendak tak mampu bagi siapapun menentangnya. pernahkah kau sangat mencintai seseorang namun akhirnya kau berakhir dengan orang asing yang bahkan kau tak mengetahui asal usulnya Jodohtak akan tertukar, tapi harus berusaha #shorts #uasFull Video:Original Music: ===== Terimakasih untuk teman-teman yang telah meng SvzeP.  Life Kamis, 18 Mei 2023 - 1303 WIB Olret – Jodoh menjadi selalu yang akan dinantikan dan dicari oleh ummat manusia di muka bumi ini khususnya yang sudah beranjak 20 tahun an lebih. Pertanyaan kapan menikah selalu menghantui dan kadang menjadi momok juga bagi yang sudah berumur. Berita Terkait 5 Alasan Memilih Tempat Yang Tepat Dapat Menentukan Sukses Tidaknya Kencan Pertamamu Jika Salah, Betulkan! Jika Kurang Sempurna, Lengkapi! Bukan Sakiti Apalagi Pergi Jin BTS Ingin Merayakan Ulang Tahun Debut ke-10 Dengan ARMY Ambil Pelajaran Terbaik Dari Kisah Yang Lalu, Maafkan Dan Buka Lembaran Baru Topik Terkait Jangan Lewatkan Beberapa zodiak terus berdebat dan menentang figur otoritas dalam hidup mereka sebagai anak-anak. Tetapi mereka menjadi orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab Sebagian orang memang memilih menikah muda demi terhindari dari dosa. Tapi, saya justru percaya bahwa 'dia yang siap' adalah 'dia yang bahagia' Bagaimana dengan kamu? Kebanyakan orang tidak ingin menghadapi ketakutan mereka yang terdalam atau tergelap. Tetapi beberapa zodiak melakukan semua yang mereka bisa untuk mengatasinya Meski Sampai Sekarang Belum Bertemu Ketemu Jodoh, Bukan Berarti Kamu Tak Laku. Percayalah, Bahwa Kelak Kamu Akan Bertemu Dengan Jodohmu di Waktu yang Tepat Banyak orang mungkin merasa sulit mengungkapkan perasaan mereka terhadap seseorang dengan kata-kata. Tetapi catatan cinta dari zodiak ini untuk pasangan sangat romantis Jangan Mengobral Gombalan Manismu Bak Baju Rombeng, Karena Sejatinya Cinta Itu Tak Semurah Itu. Karena Mencintai Tidak Semudah Mengatakan Aku Sayang Kamu dan Tak Bisa Terpopuler Jennie BLACKPINK akhirnya membuat debut aktingnya! Dia muncul dengan seksi dan memukau di episode pertama dan kedua "The Idol" yang tayang perdana sejak 4 Juni kemarin. Maleesha Kharwa adalah gadis remaja yang namanya melejit karena dia adalah model asal India yang mencuri banyak perhatian dunia. Seperti apa kisahnya, mari simak! Taeil NCT merayakan ulang tahun yang ke-29 tepat hari ini, tanggal 14 Juni 2023, dalam rangka merayakan ulang tahunnya ia membuka channel YouTube pribadi taeil_moon. Komedian ternama tanah air, Nunung membagikan kisahnya selepas menjalani operasi kanker payudara. Apa saja metode deteksi dini kanker payudara yang dapat kita lakukan? Jodoh Adalah Cerminan Dirimu, Dia Adalah Hadiah Dari Penantianmu, Penyembuh Lukamu, Dia Pula Yang Akan Setia Menemanimu Hingga Kematian Memisahkan. Betul bukan? Selengkapnya  Terpopuler VIVA Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu Panji Gumilang kembali melontarkan pernyataan kontroversi. Kali ini dia menyebut bahwa Alquran adalah karangan Nabi Muhammad Setelah sukses tampil menggelegar dalam ajang pencarian bakat America’s Got Talent, Putri Ariani kini melanglang buana ke berbagai vlog, podcast, hingga tayangan TV. Kementerian Pertahanan Rusia resmi menandatangano kontrak dengan relawan Chechnya. Pengusaha asal Qatar, Sheikh Jassim dikabarkan berhasil mengakuisisi Manchester United dari keluarga Glazer. Kabarnya ini akan diumumkan dalam waktu dekat. Habib Husein Ja'far Al Hadar atau Habib Jafar dikenal sebagai pendakwah gaul, yang mudah dekat dengan siapa saja. Termasuk dengan duo presenter Vincent dan Desta. Selengkapnya  VIVA Networks Jakarta Fair 2023, atau Pekan Raya Jakarta PRJ berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada 14 Juni sampai 16 Juli 2023. Ada banyak promo menarik yang ditawarkan Melalui akun TikToknya, Arie Kriting menyampaikan unek-uneknya pada content creator TikTok yang sedang viral, Richard Theodore. Apa yang ia sampaikan? Yuk intip beritanya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno atau Sandiaga Uno buka suara terkait konser Coldplay di Singapura selama 4 hari, akan atur strategi baru. DKB resmi comeback dengan merilis mini album ke-6 yang bertajuk I Need Love. Comeback ini merupakan 10 bulan setelah perilisan mini album ke-5 mereka yang bertajuk Autumn Isu Terkini Pilihan Redaksi Aktor Kim Woo Bin dan Aktris Suzy akan berpasangan di drama Korea baru garapan penulis naskah Kim Eun Sook, dalam judul 'Wishes Granted by Genie' sebagai pasangan utama. Pada artikel kali ini olret akan mengajak pembaca untuk mengetahui 5 keuntungan membeli mobil bekas yang tidak bisa didapatkan pada mobil baru. Apa yang akan ada di sana, Menurut perusahaan, Find X6 Pro merupakan inovasi terbaik yang ditawarkan Oppo. Tapi apakah itu memiliki bahan untuk disebut raja fotografi smartphone? Sumber Majalah “Hadila” Edisi 63, September 2012 Diterbitkan oleh Yayasan SOLO PEDULI UMMAT “Oh ibu, usiaku sudah lanjut, namun belum datang seorang pemuda pun meminangku. Apakah aku akan menjadi perawan seumur hidup?”. Kira-kira begitulah keluhan seorang gadis Mekah yang berasal dari Bani Ma’zhum yang kaya raya. Mendengar keluhan si anak, ibunya lantas kalang kabut untuk mencarikan jodoh buat puterinya. Berbagai ahli nujum dan dukun ditemuinya. Ia tidak perduli berapa banyak uang yang harus dikeluarkan, yang penting anaknya segera dapat jodoh. Namun, sayang usaha si ibu sia-sia. Janji-janji sang dukun cuma bualan belaka. Sekian lama menunggu jejaka,tetapi yang ditunggu tidak pernah kunjung tiba. Melihat keadaan itu, gadis Bani Ma’zhum yang bernama Rithah al-Hamqa menjadi semakin bermuram durja. Tidak ada kerjaan lain yang diperbuat, kecuali berdiri di depan cermin sambil terus bertanya, “Mengapa sampai hari ini tidak kunjung datang seseorang yang akan menikahiku?” Akhirnya… penantian panjang Rithah yang telah lanjut usia pun berakhir. Ia bertemu jejaka tampan, lalu mereka menikah. Tetapi, kesediaan jejaka tampan namun miskin tersebut menikahi Rithah ternyata hanyalah menginginkan kekayaan Rithah yang melimpah. Ketika si jejaka telah berhasil menggunakan sebagian harta Rithah, dia pun pergi tanpa pesan. Dan kini tinggallah Rithah seorang diri, menangisi kepergian suami yang entah dimana. Kesedihan dan kemurungannya pun dilampiaskannya dengan membeli beratus-ratus gulung benang untuk ditenun. Setelah jadi hasil tenunannya, wanita itu mengurai kembali menjadi benang. Lalu ia tenun lagi dan ia urai lagi terus secara berulang-ulang hingga di sisa-sisa hidupnya. *** Kisah Rithah al-Hamqa, gadis Bani Ma’zhum tersebut memang mengharukan. Di ujung penantiannya yang panjang tentang jodoh- akhirnya, setelah mendapatkan jodoh–, ternyata seiring dengan berjalannya waktu harus berakhir dengan kenistapaan. Sungguh ironi. Sampai-sampai kisah tersebut diabadikan dalam Al Qur’an Surat An Nahl ayat 92, “Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi bercerai-berai kembali…” Bertolak dari kisah Rithah al-Hamqa inilah kita akan mengurai lebih dalam persoalan jodoh. Dan kisah Rithah ini mengajarkan kita banyak hal. Diantaranya, bahwa jodoh mutlak urusan Allah Swt. Jodoh tidak dapat dihindari kehadirannya manakala kita belum menginginkannya. Atau sebaliknya. Jodoh juga tidak dapat dikejar,manakala kita sudah sangat ingin memilikinya. Bila saatnya tiba, pasti akan datang. Demikianlah jodoh. Keberdayaannya tetap menjadi rahasia Allah Swt semata dan tetap tertulis jauh sebelum kita hadir di muka bumi ini. Rasulullah Saw telah bersabda “Ketika ditiupkan ruh pada anak manusia tatkala ia masih di dalam perut ibunya sudah ditetapkan ajalnya, rezekinya, jodohnya dan celaka atau bahagianya di akhirat”. Jika demikian, tak bijak rasanya jika kita terlalu larut dalam kekhawatiran, merisaukan sesuatu yang masih rahasia dan tak seorang pun ada yang tahu. Dan segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Allah Swt, maka tidak ada satu pun makhluk yang mampu merubahnya. Termasuk soal jodoh. Ia tidak akan pernah tertukar atau diambil orang lain. Kisah Rithah al-Hamqa juga mengajarkan kita bagaimana menumbuhkan kesabaran diri dalam menggapai cita-cita. Kesabaran yang diwujudkan dalam seluruh sikap dan pengharapan hanya kepada Allah Swt. Bukan kepada yang lain. Karena hanya kepada Allah Swt-lah semua dalam kuasa-Nya. Adalah sebuah kesalahan besar bila kita menyandarkan segala urusan kepada selain Allah Swt. Karena semua akan berbatas. Dan cara-cara yang dilakukan ibu Rithah al-Hamqa mendatangi ahli nujum dan dukun untuk mengupayakan kedatangan jodoh bagi anaknya, adalah kekeliruan. Malah sebuah kesyirikan besar. “Jarak” kita dengan Allah Swt begitu dekat, maka kenapa kita tidak memohon kepada-Nya? “Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka jawablah Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepada-Ku…” QS. Al Baqoroh186. Bukan hanya itu, langkah keliru Rithah al-Hamqa dan ibunya tersebut menjadi simbol ketidaksabaran manusia atas keinginan diri. Sebuah kekeliruan yang pada akhirnya justru mengantarkannya ke jurang kerisauan sekaligus kesalahan yang lebih dalam. Bukankah Allah Swt telah berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 45, “Dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali pada-Nya.” Pernyataan dari Allah Swt melalui Surat Al Baqarah ayat 45 dan 186 tersebut menjadi indikasi betapa “kedekatan” kita dengan Allah Swt yang diwujudkan dalam bentuk ketakwaan dan kelurusan hati serta sikap seperti yang Rasulullah Saw contohkan melalui risalahnya, akan menjamin terkabulkannya pengharapan kita. Setidaknya, akan menjauhkan diri kita dari segala bentuk praktik kehidupan yang menyalahi aturan Allah Swt. Kemurnian akidah terjaga dan kelurusan niat untuk menikah pun tak akan goyah. Dan Allah Swt tidak akan mungkin mengingkari janji. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah, Rasulullah Saw bersabda tentang masalah doa, “SesungguhnyaAllah malu terhadap seseorang yang menadahkan tangannya berdoa meminta kebaikan kepada-Nya, kemudian menolaknya dalam keadaan hampa.” Maka, sudah jelas jika dengan intensnya “komunikasi” vertikal kita kepada Allah Swt akan berbuah pada dikabulkannya doa atau pengharapan kita. Kisah gadis Bani Ma’zhum juga memberikan nasihat, bahwa jodoh merupakan amanah Allah Swt. Dan akan diembankan pada kita pada masa yang tepat. Nah, barangkali jika saat ini kita belum mendapatkan jodoh,lantaran oleh Allah Swt kita belum dinilai sanggup dan mampu mengemban amanah itu. Jika demikian, bersangka baik husnudzon kepada-Nya adalah sikap yang terbaik. “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah Maha Mengetahui.” QS. Al Baqarah216. Jodoh dan Kedewasaan Diri Kisah Rithah al-Hamqa bisa menjadi cermin betapa jodoh itu serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita. Pun demikian, sebenarnya semua lebih bergantung pada tingkat kedewasaan kita. Dalam kata lain, ada korelasi antara jodoh dengan tingkat kedewasaan atau kematangan jiwa kita. Hal itu akan dapat dirasakan pada saat kita berada di titik tersulit dalam proses menemukan jodoh. Salah satunya bisa kita simak dari kisah Rithah al-Hamqa. Sebenarnya, kisah berliku seperti yang dilakoni Rithah al-Hamqa pada satu sisi bisa dimaklumi. Pasalnya, wanita mana yang tidak ingin menikah, lantas membina rumah tangga? Terlebih disaat usia kian merambat tua. Namun, di sisi lain kadangkala ketergesa-gesaan manusia justru membuka lebar jalan menuju kesesatan. Seperti langkah-langkah irasional yang ditunjukkan ibu Rithah al-Hamqa dengan mendatangkan para ahli nujum atau dukun. Atas rumitnya persoalan jodoh bisa jadi lantaran kurang serius dan kesungguhan kita dalam menjemput jodoh itu sendiri. Yang ada hanya mengeluh dan menuntut kemurahan Allah Swt agar segera dipertemukan dengan jodohnya. Nah, pada saat titik tertentu ketika sang jodoh belum juga kunjung hadir, lahirlah kekecewaan, keterputusasaan dan kerisauan yang mendalam, sehingga dari sanalah kosakata rumit itu muncul. Maka, hampir bisa dipastikan bahwa kerumitan kita dalam memaknai kata jodoh justru bermula dari diri kita sendiri. Bukan dari siapa pun. Pengharapan yang terlalu tinggi,namun minus kesungguhan dalam berikhtiar. Atau malah nihil. Dibalik fenomena “telat nikah” -masih bertolak dari kisah Rithah al-Hamqa– sebenarnya ada bukti-bukti kasih sayang Allah Swt yang bisa dilihat dan dirasakan. Boleh jadi telatnya pernikahan atau sering gagalnya proses ta’aruf, lantaran kadar kedewasaan kita belum cukup untuk menghadapi belantara rumah tangga yang akan dibangun bersama pasangan hidup. Dan Allah Swt Maha Tahu apa-apa yang ada di dir hamba-Nya. Yakinlah, bahwa tanpa harus dikeluhkesahkan jika memang sudah masanya tiba, maka jodoh itu pasti datang. Tentu saja setelah menyempurnakan ikhtiar, baik secara vertikal maupun horizontal. Kedewasaan disini termasuk juga dalam memaknai kehadiran jodoh itu sendiri. Memang, pilihan pertama kita berharap cepat mendapatkan jodoh. Namun, jangan lupakan pula ada pilihan kedua. Yakni, lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Atau pilihan ketiga, dimana kita akan mendapatkan jodoh pada saat di akhirat kelak. Apapun pilihan jodoh yang ditentukan Allah Swt, maka hal itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Dari sinilah kita mengambil hikmah betapa kekhawatiran dan kerisauan bahwa jodoh kita akan tertukar atau diambil orang adalah bukti tipisnya keyakinan kita pada Allah Swt Yang Maha Pengatur, sehingga hal itu berpengaruh pada sikap mental dan kerdilnya pola fikir kita. Dan diakui atau tidak, kenyataan ini masih menjadi bagian dari diri kita. Khususnya, yang sampai saat ini masih dalam masa menunggu kedatangan jodohnya. Menjemput Jodoh Sekali lagi, jodoh itu layaknya rezeki dan kematian. Telah tertulis dan tetap akan menjadi misteri yang akan selalu menjadi kuasa Allah Swt. Dalam kesadaran tertinggi dan batas bening jiwa, tentu kita selaku manusia hanya mampu menyadari betapa kita tak cukup kuasa untuk menjangkau itu semua. Kecuali, sekadar melakukan optimalisasi serangkaian ikhtiar. Dan di berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan unutk menjemput jodoh Pertama, memperbaiki diri. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang sholih/sholihah, maka kita harus menjadi orang yang sholih/sholihah juga. Sebagaimana firman-Nya, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula…” QS. An Nuur 26. Perbaikan disini berarti secara lahiriah/jasadiyah dan batiniah. Ada sebagian orang mendambakan jodoh yang sholih/sholihah, tapi ia sendiri justru tidak atau kurang sholihah/sholih. Kedua, tidak putus asa dalam berdoa. Doa yang baik untuk mendapatkan jodoh adalah seperti yang terdapat dalam Surat Al-Furqon ayat 74 “Ya Robb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. Dan berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah Swt dan Rasul-Nya kepada kita, niscaya doa kita akan lebih terkabul. Ketiga, meningkatkan kualitas ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunnah. Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita wajib “mendekati” Allah Swt lebih ekstra. Caranya, dengan meningkatkan kualitas ibadah wajib dan menambah ibadah-ibadah sunnah. Seperti, sholat Tahajjud dan Dhuha, Shaum, Tilawah Al Qur’an, Infak, dan lain-lain. Keempat, memiliki kriteria yang tidak muluk. Boleh jadi jodoh sulit datang lantaran kriteria jodoh yang terlalu muluk. Selalu menjadikan keunggulan fisik dan materi sebagai standar tertinggi. Namun, hal itu justru yang akan mempersulit diri sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah Saw menganjurkan untuk memilih kualitas agama sebagai standar utama dalam mencari jodoh. Tentu hal ini memungkinkan jodoh kita orang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi memiliki agama/akhlak yang baik. Seperti, kisah Juwaibar. Meski secara fisik kurang mendukung, namun dia salah satu sahabat yang dicintai Rasulullah Saw, karena ketakwaannya pada Allah Swt. Terbukti, Juwaibar telah menikah dengan Zulfa, putri dari Ziyad bin Labid yang sholihah, cantik jelita dan dari keluarga kaya. Kehidupan keduanya pun diliputi kebahagiaan. Kelima, memperluas pergaulan. Ini bagian dari upaya horizontal untuk mendapatkan jodoh. Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan. Membuka diri jika selama ini masih terkungkung oleh pribadi yang tertutup. Ingat, tak jarang jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan teman kita. Keenam, meminta tolong orang lain atau menyatakan hasrat secara langsung. Meminta tolong orang lain yang reputasinya baik. Atau biasa disebut guru mengaji, murobbi, teman, orang tua, saudara, dan yang lain. Atau jika memiliki sebuah keberanian, bisa dilakukan sendiri. Hal ini juga berlaku bagi para wanita/akhowat. Sekalipun cara ini masih terbilang asing dalam budaya Indonesia, namun cara ini sebenarnyaIslami. Karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi Muhammad Saw. Pada masa itu, Khadijah ra yang lebih dahulu menyatakan hasratnya kepada Nabi melalui perantaranya. Jadi, untuk meraih keberkahan dalam ikhtiar menjemput jodoh, kita harus yakin pada Allah Swt, bahwa jodoh kita telah tertulis sebagaimana rezeki dan kematian kita dan pasti tak akan pernah tertukar atau diambil orang lain. Tak perlu khawatir. Ia pasti akan menemukan jalan untuk menjumpai kita. Ia tak akan datang terlalu cepat hingga kita harus terburu-buru, tapi juga tak akan terlalu lama hingga kita lelah menunggu. Wallahu’alam. Ragil/Dari Berbagai Sumber Sahabat Vemale, kisah inspiratif kali ini datang dari Risa yang mengirimkan kisahnya pada kami via email. Di tengah-tengah kegelisahannya terhadap jodoh, ibunya memberinya pengertian tentang arti jodoh yang sebenarnya. Yuk, kita simak bersama. *** Aku perempuan berumur 25 tahun. Seperti kebanyakan perempuan lainnya, di umur yang nanggung ini aku sering galau memikirkan jodoh. Sebenarnya sering kali aku menepis perasaan itu, tapi rasa ingin tahu akan jodohku lebih sering muncul dibandingkan tepisanku. Hingga aku ingat suatu pesan ibuku beberapa waktu lalu. Sebelumnya, ibuku berpesan bahwa ia hanya mengijinkan pernikahan bagi anak-anaknya. Tidak ada kamus pacaran dalam keluarga. Dalam percakapan itu, ibuku menerangkan bahwa ia akan gelisah jika anak-anaknya sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang memalukan dan dapat mencoreng nama keluarga. Ibuku juga mengistilahkan bahwa anak ibarat intan yang berarti sebagai penghias seluruh keluarga. Hanya saja kadang karena menjadi perhiasan itulah mereka menjadi khilaf, bukan bersyukur. Dan ibarat emas, anak selalu berharga mahal jika orang tuanya pandai merawat dan menjaga emas itu. Tak peduli dengan harga emas yang fluktuatif, tapi orang tua yang baik dan mengerti bagaimana cara menjaga anak-anaknya selalu tahu waktu kapan emas itu layak untuk diperjual-belikan. Yaitu melalui pernikahan. Saat itu, aku baru tahu alasan mengapa ibu dan ayah selalu melarangku ini-itu yang terkesan overprotective. Membiarkan mereka yang mengejar kita dengan caranya, menggali lebih dalam potensi kita sebelum benar-benar teraih oleh salah satu dari mereka, membiarkan masing-masing diantara mereka dan kita saling meningkatkan kualitas hidup untuk generasi yang jauh lebih berkualitas; para pendahulunya. Membiarkan Tuhan yang menentukan siapa bidadari-bidadara kita setelah kita telah patuh terhadap perintah-Nya dan tawakkal semampunya. Membiarkan itu semua mengalir bukan apa adanya, tapi mengalir dengan tetap berjalan pada koridor-Nya. Secara tak langsung, orang tuaku telah menjadikanku sedikit lebih dekat dengan Allah melalui larangan pacaran. Aku paham bahwa melalui pacaran, pintu menuju perzinaan akan terbuka. Dan aku bangga pada ibu dan ayah yang telah melarangku untuk berpacaran, itu artinya beliau benar menjagaku sesuai syariat islam yang berlaku. Tak usahlah kita meragu dan khawatir akan siapa jodoh kita kelak. Dia telah menyiapkan yang sesuai dan benar untuk kita kelak jika telah tiba waktunya. Jodohku tak akan tertukar. Dia tidak akan cepat-cepat datang menjemputku hingga membuatku gelisah. Dia juga tidak akan terlambat datang sampai membuatku cemas. Dia akan menjemputku saat tiba waktu raga dan jiwa kami siap. *** Memang benar apa yang diajarkan oleh masing-masing agama yang menyebutkan bahwa kita tak perlu mendebat ibu, karena bagaimanapun, ibu adalah orang yang lebih tahu tentang diri kita. Semoga penggalan kisah Risa di atas dapat kita jadikan bahan renungan ya, Sahabat Vemale. vem/tik

jodoh tak kan tertukar